Khotbah Jum’at…

Yaah…., meski postingan ini munculnya malam Ahad jelang dini hari, tak ada salahnya berbagi secuil kisah shalat Jum’at kemarin (26 Juli 2013).

Siang itu, selesai adzan yang merdu dikumandangkan, ustadz paruh baya yang ditunjuk menjadi khatib mulai menaiki mimbar. Ceramahnya tidak panjang, namun bukan itu yang membuatku tetap terjaga mendengarkan khotbah Beliau hingga selesai. Bukan pula suaranya yang lembut namun menggetarkan sanubari, Bukan pula intisari khutbah yang Beliau sampaikan.

 

Adalah muqadimah dari khutbah Beliau yang menggempur dinding hati para jama’ah yang masih punya nurani. Melunakkan qalbu yang kian mengeras, serta menghempaskan tinggi hati. Sangat singkat dan sederhana, bahkan terlalu banyak ruang dalam satu halaman kertas folio untuk menuliskannya. Kata Beliau….

“Para hadirin, jama’ah shalat Jum’at yang diberkahi Allah. Sungguh kita yang ada di sini wajib bersyukur karena dapat hadir melaksanakan ibadah ini. Berarti para hadirin di sini masih diberi kesehatan fisik dan hati, sehingga kita bisa berkumpul bersama di masjid ini. Karena jika hati kita sehat tapi jasmani kita sakit, belum tentu kita bisa kerkumpul bersama seperti saat ini. Begitu juga jika jasmani kita sehat tapi hati kita sakit, takkan sampai diri kita menginjakkan kaki di masjid ini untuk melksanakan perintah Allah, shalat Jum’at berjama’ah.”

 

Semoga kita senantiasa dijadikan Allah, makhluknya yang sehat jasmani dan hatinya. Sehingga kita layak menyandang gelar hamba Allah…

 

Jakarta, 27 Juli 2013, 23:30 WIB